
Ditebus Pemko Medan, Kini Kiki Bisa Menyimpan Sendiri Ijazahnya
Senyum mengembang di wajah manis Kiki Wulandari Nasution. Siswi Kelas XI SMK UISU itu akhirnya bisa memegang dan menyimpan sendiri ijazah SMP-nya yang telah dua tahun tertahan di sekolah. Pemko Medan menebus ijazah tersebut dengan melunasi tunggakan kepada SMP Swasta Al Washliyah IV Medan.
“Tunggakan saya SPP lima bulan dan uang seragam batik,” ujarnya saat ditemui di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Kamis (31/7/2025).
Hari itu, Kiki datang bersama Kepala Sekolah SMP Swasta Al Washliyah IV Medan, Lis Isnur Kanti, S.Pd., untuk menyelesaikan proses penebusan ijazah. Ia juga didampingi ayahnya, Arifin, yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung.
“Senang sekali. Hari ini Pemko Medan membantu saya menebus ijazah yang tertahan sejak dua tahun lalu,” ungkap Kiki.
Arifin tak mampu menyembunyikan rasa harunya. Ia mengaku sangat terbantu dengan adanya program Tebus Ijazah dari Pemko Medan.
“Pendapatan saya tidak menentu. Kalau dapat uang, itu pun hanya cukup untuk kebutuhan hari itu saja,” ucap warga Jalan Selambo, Kecamatan Medan Amplas ini.
Ia berharap program seperti ini bisa terus berlanjut. “Terima kasih banyak kepada Pemko Medan. Kalau bisa, program ini jangan berhenti, supaya warga kecil seperti saya bisa terbantu,” tuturnya.
Kiki merupakan salah satu dari 31 siswa yang ijazahnya ditebus Pemko Medan hari itu. Sebelumnya, Pemko Medan juga telah menebus 131 ijazah lainnya.
“Sebenarnya, target hari ini 108 ijazah. Namun, realisasinya baru 31 ijazah karena pihak sekolah mungkin masih kesulitan menghubungi para siswa,” kata Bayu Ade Utama, staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan yang terlibat dalam pelaksanaan program.
Bayu menambahkan, kehadiran siswa atau orang tua yang terverifikasi dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional merupakan salah satu syarat penebusan ijazah.
Di tempat yang sama, Kepala Sekolah SMP Swasta Al Washliyah IV Medan, Lis Isnur Kanti, menyampaikan bahwa sejak 2021 terdapat 36 ijazah siswa yang tertahan di sekolah mereka dengan total tunggakan hampir Rp36 juta.
“Alhamdulillah, hari ini ada empat ijazah siswa kami yang ditebus Pemko Medan,” ungkap Lis.
Pihak sekolah, menurutnya, terus berupaya menjalin komunikasi dengan para orang tua agar syarat penebusan dapat terpenuhi, yakni kehadiran siswa atau wali yang berhak menerima ijazah.
Lis menjelaskan bahwa rata-rata ijazah tertahan karena tunggakan SPP dan biaya seragam batik.
“Uang SPP kami tidak besar, hanya Rp 130 ribu per bulan. Tapi siswa kami kebanyakan dari keluarga menengah ke bawah. Orang tua mereka rata-rata wiraswasta kecil yang penghasilannya habis untuk kebutuhan harian,” katanya.
Karena itu, ia sangat mengapresiasi program Tebus Ijazah yang dijalankan oleh Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas.
“Pak Wali Kota Rico Waas menunjukkan kepedulian besar terhadap pendidikan, terutama bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Beliau pemimpin muda dengan pemikiran maju, termasuk dalam bidang pendidikan,” pungkasnya.
Sumber: Dinas Kominfo Kota Medan
“Tunggakan saya SPP lima bulan dan uang seragam batik,” ujarnya saat ditemui di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Kamis (31/7/2025).
Hari itu, Kiki datang bersama Kepala Sekolah SMP Swasta Al Washliyah IV Medan, Lis Isnur Kanti, S.Pd., untuk menyelesaikan proses penebusan ijazah. Ia juga didampingi ayahnya, Arifin, yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung.
“Senang sekali. Hari ini Pemko Medan membantu saya menebus ijazah yang tertahan sejak dua tahun lalu,” ungkap Kiki.
Arifin tak mampu menyembunyikan rasa harunya. Ia mengaku sangat terbantu dengan adanya program Tebus Ijazah dari Pemko Medan.
“Pendapatan saya tidak menentu. Kalau dapat uang, itu pun hanya cukup untuk kebutuhan hari itu saja,” ucap warga Jalan Selambo, Kecamatan Medan Amplas ini.
Ia berharap program seperti ini bisa terus berlanjut. “Terima kasih banyak kepada Pemko Medan. Kalau bisa, program ini jangan berhenti, supaya warga kecil seperti saya bisa terbantu,” tuturnya.
Kiki merupakan salah satu dari 31 siswa yang ijazahnya ditebus Pemko Medan hari itu. Sebelumnya, Pemko Medan juga telah menebus 131 ijazah lainnya.
“Sebenarnya, target hari ini 108 ijazah. Namun, realisasinya baru 31 ijazah karena pihak sekolah mungkin masih kesulitan menghubungi para siswa,” kata Bayu Ade Utama, staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan yang terlibat dalam pelaksanaan program.
Bayu menambahkan, kehadiran siswa atau orang tua yang terverifikasi dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional merupakan salah satu syarat penebusan ijazah.
Di tempat yang sama, Kepala Sekolah SMP Swasta Al Washliyah IV Medan, Lis Isnur Kanti, menyampaikan bahwa sejak 2021 terdapat 36 ijazah siswa yang tertahan di sekolah mereka dengan total tunggakan hampir Rp36 juta.
“Alhamdulillah, hari ini ada empat ijazah siswa kami yang ditebus Pemko Medan,” ungkap Lis.
Pihak sekolah, menurutnya, terus berupaya menjalin komunikasi dengan para orang tua agar syarat penebusan dapat terpenuhi, yakni kehadiran siswa atau wali yang berhak menerima ijazah.
Lis menjelaskan bahwa rata-rata ijazah tertahan karena tunggakan SPP dan biaya seragam batik.
“Uang SPP kami tidak besar, hanya Rp 130 ribu per bulan. Tapi siswa kami kebanyakan dari keluarga menengah ke bawah. Orang tua mereka rata-rata wiraswasta kecil yang penghasilannya habis untuk kebutuhan harian,” katanya.
Karena itu, ia sangat mengapresiasi program Tebus Ijazah yang dijalankan oleh Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas.
“Pak Wali Kota Rico Waas menunjukkan kepedulian besar terhadap pendidikan, terutama bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Beliau pemimpin muda dengan pemikiran maju, termasuk dalam bidang pendidikan,” pungkasnya.
Sumber: Dinas Kominfo Kota Medan