Internet Offline Dalam Mendukung Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Setahun lebih sudah pandemi Covid-19 membayangi dunia pendidikan, membawa sekolah sekolah menjalani proses belajar mengajar dengan model pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh ini menjadi solusi yang dilakukan untuk memastikan kesinambungan dalam pembelajaran. Dampak pandemi Covid-19 mengakselarasi tenaga pendidik untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar.
Wacana pemerintah terkait pembelajaran tatap muka (PTM) disesuaikan berdasarkan level zona PPKM setempat. PTM terbatas ini akan menyesuaikan dengan waktu jam belajar per hari di sekolah dan juga kapasitas jumlah kehadiran siswa yang hadir disekolah. Dengan adanya pembatasan waktu tatap muka ini, waktu belajar dengan guru disekolah menjadi berkurang. Bagi wilayah ppkm level 3 maupun level 4, Pembelajaran Jarak Jauh masih menjadi solusi.
Pembelajaran jarak jauh yang lebih akrab disebut PJJ ini tidak selamanya lancar. Sejumlah kendala dihadapi oleh para siswa diantaranya masalah kuota, tidak adanya sinyal internet atau lemahnya sinyal jangkauan jaringan internet sehingga banyak daerah yang mengalami blank spot. Membangun infrastruktur internet offline merupakan solusi dalam sistem pembelajaran jarak jauh bagi sekolah sekolah yang terkendala sinyal dan juga paket kuota. Setiap siswa yang terhubung ke jaringan internet offline ini tidak akan dikenakan kuota sama sekali.
Siswa bebas mengakses seluruh layanan sekolah seperti mengakses materi atau buku, memutar video, mendengarkan audio, berdiskusi, mengerjakan kuis dan juga akses video streaming dengan guru. Karena sifatnya lokal, maka guru guru dan siswa dapat melaksanakan pembelajaran tanpa harus kawatir terkait penggunaan kuota internet atau tidak adanya sinyal seluler. Gambar 1. Konsep Internet offline Gambar 1 diatas menunjukkan pola internet offline. Seluruh layanan diletakkan di server lokal sekolah. Pada server lokal ini dapat di bangun layanan seperti sistem pembelajaran elearning, Internet Offline Dalam Mendukung Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Oleh: Akhyar Lubis, S.Kom, M.Kom Dosen Tetap Universitas Pembangunan Panca Budi video conference, media center dan lain sebagainya. Penggunaan aplikasi open source seperti moodle sebagai lms e-learning, big blue button sebagai video conference seperti halnya aplikasi zoom.
Penggunaan server dapat memanfaatkan mesin komputer mini seperti raspberry pi menjadi alternatif penggunaan perangkat yang murah dalam implementasi infrastruktur jaringan internet offline. Pemancar radio wireless digunakan untuk melakukan broadcast sinyal dengan jarak jangkauan dapat mencapai 10 km. Jangkauan daya pancar ini bergantung kepada jenis radio yang digunakan. Jika daerah masih belum terjangkau sinyal wireless maka dilakukan repeater dari lokasi terdekat. Sinyal dapat dipancarkan sampai ke rumah rumah siswa atau tempat tempat yang menjadi titik hotspot area sehingga siswa siswa dan guru dapat tetap terhubung ke jaringan layanan sistem pembelajaran pjj. Gambar 2. Infrastrukur jaringan jaringan rumah Pada sisi siswa, sinyal wifi diterima dengan menggunakan antena wireless yang ditopang oleh tiang monopole. Antena dihubungkan ke access point sehingga sinyal wifi dapat dipancarkan kembali disekitar rumah atau tempat yang telah ditentukan dengan jangkauan + 50 meter.
Melalui sinyal yang dipancarkan inilah siswa dapat menggunakan gadget/gawai mereka untuk mengakses konten elearning dan juga live conference dengan guru secara tatap muka di jaringan offline. Dengan adanya infrastruktur internet offline ini menjadi solusi bagi mereka yang mengalami keterbatasan kuota ataupun sinyal internet. Karena sifatnya offline ini tidak memerlukan akses keluar karena seluruh kebutuhan disediakan secara lokal.
Guru dan siswa dapat melakukan pembelajaran secara tatap muka secara live memanfaatkan gawai/gadget yang dimiliki siswa. Dengan adanya ini, dapat menggantikan penggunaan semisal zoom, webex atau sejenisnya yang mengharuskan penggunaan terhubung ke jaringan internet dan menghabiskan kuota.
Penulis: Akhyar Lubis, S.Kom, M.Kom
Wacana pemerintah terkait pembelajaran tatap muka (PTM) disesuaikan berdasarkan level zona PPKM setempat. PTM terbatas ini akan menyesuaikan dengan waktu jam belajar per hari di sekolah dan juga kapasitas jumlah kehadiran siswa yang hadir disekolah. Dengan adanya pembatasan waktu tatap muka ini, waktu belajar dengan guru disekolah menjadi berkurang. Bagi wilayah ppkm level 3 maupun level 4, Pembelajaran Jarak Jauh masih menjadi solusi.
Pembelajaran jarak jauh yang lebih akrab disebut PJJ ini tidak selamanya lancar. Sejumlah kendala dihadapi oleh para siswa diantaranya masalah kuota, tidak adanya sinyal internet atau lemahnya sinyal jangkauan jaringan internet sehingga banyak daerah yang mengalami blank spot. Membangun infrastruktur internet offline merupakan solusi dalam sistem pembelajaran jarak jauh bagi sekolah sekolah yang terkendala sinyal dan juga paket kuota. Setiap siswa yang terhubung ke jaringan internet offline ini tidak akan dikenakan kuota sama sekali.
Siswa bebas mengakses seluruh layanan sekolah seperti mengakses materi atau buku, memutar video, mendengarkan audio, berdiskusi, mengerjakan kuis dan juga akses video streaming dengan guru. Karena sifatnya lokal, maka guru guru dan siswa dapat melaksanakan pembelajaran tanpa harus kawatir terkait penggunaan kuota internet atau tidak adanya sinyal seluler. Gambar 1. Konsep Internet offline Gambar 1 diatas menunjukkan pola internet offline. Seluruh layanan diletakkan di server lokal sekolah. Pada server lokal ini dapat di bangun layanan seperti sistem pembelajaran elearning, Internet Offline Dalam Mendukung Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Oleh: Akhyar Lubis, S.Kom, M.Kom Dosen Tetap Universitas Pembangunan Panca Budi video conference, media center dan lain sebagainya. Penggunaan aplikasi open source seperti moodle sebagai lms e-learning, big blue button sebagai video conference seperti halnya aplikasi zoom.
Penggunaan server dapat memanfaatkan mesin komputer mini seperti raspberry pi menjadi alternatif penggunaan perangkat yang murah dalam implementasi infrastruktur jaringan internet offline. Pemancar radio wireless digunakan untuk melakukan broadcast sinyal dengan jarak jangkauan dapat mencapai 10 km. Jangkauan daya pancar ini bergantung kepada jenis radio yang digunakan. Jika daerah masih belum terjangkau sinyal wireless maka dilakukan repeater dari lokasi terdekat. Sinyal dapat dipancarkan sampai ke rumah rumah siswa atau tempat tempat yang menjadi titik hotspot area sehingga siswa siswa dan guru dapat tetap terhubung ke jaringan layanan sistem pembelajaran pjj. Gambar 2. Infrastrukur jaringan jaringan rumah Pada sisi siswa, sinyal wifi diterima dengan menggunakan antena wireless yang ditopang oleh tiang monopole. Antena dihubungkan ke access point sehingga sinyal wifi dapat dipancarkan kembali disekitar rumah atau tempat yang telah ditentukan dengan jangkauan + 50 meter.
Melalui sinyal yang dipancarkan inilah siswa dapat menggunakan gadget/gawai mereka untuk mengakses konten elearning dan juga live conference dengan guru secara tatap muka di jaringan offline. Dengan adanya infrastruktur internet offline ini menjadi solusi bagi mereka yang mengalami keterbatasan kuota ataupun sinyal internet. Karena sifatnya offline ini tidak memerlukan akses keluar karena seluruh kebutuhan disediakan secara lokal.
Guru dan siswa dapat melakukan pembelajaran secara tatap muka secara live memanfaatkan gawai/gadget yang dimiliki siswa. Dengan adanya ini, dapat menggantikan penggunaan semisal zoom, webex atau sejenisnya yang mengharuskan penggunaan terhubung ke jaringan internet dan menghabiskan kuota.
Penulis: Akhyar Lubis, S.Kom, M.Kom